Angkot melaju. Perasaanku tak nyaman ketika meninggalkan rumah tergesa-gesa seperti ini. “Kira-kira apa yang belum kubawa” besitku dalam hati”. HP, buku, dompet , botol minum, dan semua benda yang biasanya kubawa sudah ada di tas ransel hitamku. Tiba-tiba aku teringat sesuatu. “Ya Allaah, aku lupa mencium tangan Bunda.” Aku meminta Pak Supir berhenti. Biarlah terlambat dan dimarahi dosen. Aku tak bisa meninggalkan rumah tanpa mencium tangan Bunda. Entah mengapa aku bisa lupa. Sesampainya di rumah, kudekap Bunda dan langsung mencium tangannya. Aku pamit, Bunda hanya berkata “Kau inilah” sambil tersenyum dan matanya berbinar. Sampai di kampus, walau terlambat aku tak dimarahi dosen. Allaah Maha Menolong. Menolongku untuk mencintai Bunda karenaNya. Sorenya, aku selamat dari kecelakaan kereta api. Nyawaku hampir hilang dalam hitungan menit.
- Medan, 16 Januari 2012 - Tulisan acak adut :)
- Medan, 16 Januari 2012 - Tulisan acak adut :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar