Sudah lama aku tidak
menangis. Entah mengapa, lepas senja tadi ketika adzan maghrib berkumandang
tiba-tiba mataku hangat, dada tiba-tiba sesak. Aku lanjut berwudhu. Kubentangkan
sajadah, kupakai mukena putih berbodir benang perak dengan sarung pemberian Audy dan Avi, murid lessku
beberapa tahun lalu. Dan, air mataku tumpah sembari kuangkat takbir ketika
hendak shalat Maghrib. Aku sering seperti ini menangis tanpa sebab, aneh padahal
hari-hari di awal bulan Maret tahun ini semuanya
berjalan dengan baik. Tak ada yang membuatku sedih. Memang kuakui semenjak aku
mengajar, menjadi seorang guru. Aku sangat begitu menikmatinya. Menghadapai dan
menangani anak-anak adalah jiwaku. Namun aku jadi teringat mimpi-mimpiku yang mesti terbengkalai beberapa tahun ini yakni untuk kuliah S2
lagi di Jepang. Maret ini pikiranku tentang Jepang begitu kuat. Aku terhenyuh jika melihat foto-foto yang ada kaitannya dengan Jepang. Ya Allaah, Engkau yang punya segala. Izinkan aku ke sana, ingin sekali aku memegang sakura dan duduk di bawah pohonnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar