SAYA
MENANAM, BAGAIMANA DENGAN ANDA?
Oleh : Maysarah Bakri
Kita adalah satu
Satu memberi satu menerima
Itulah jalinan kita dengan pohon
Di kota ini.
Air,
Udara,
Dan teduh kita.
Bergantung padanya.
Melindungi mereka berarti melindungi masa depan kita.
Karena hutan, kota dan kita adalah satu.
Banyak pohon banyak rezeki.
***
Begitulah bait puisi yang langsung saya hafal pertama sekali saya mendengarnya. Lahir dan besar di pedesaan membuat
saya mencintai lingkungan sedari kecil. Tetumbuhan sangat mempunyai arti semasa
tumbuh kembangnya hidup saya sampai saat ini. Dari kecil, Ibu saya mengajarkan
saya untuk mencintai tumbuhan, apa saja. Belajar menanam pohon, menanam padi di
sawah, menanam bunga di pekarangan rumah. Tidak hanya menanam namun juga
merawatnya. Hobi menanam saya berlanjut sampai saya kuliah di jurusan Biologi FMIPA
USU, dimana salah satu jurusan di Universitas yang akrab dengan alam semesta,
bumi, hutan kita. Semakin memahami hijau dan biru alam ini. Selama menempuh
pendidikan di FMIPA USU, saya banyak mengenal jenis tumbuhan. Sering keluar masuk
hutan ibarat rumah sendiri. Saya semakin mencintai pohon. Saya yang harus
banyak memahami hutan dan alam. Hal ini sangat nikmat dan menyenangkan. Saya
banyak memperoleh ilmu yang bermanfaat dalam menyayangi, mencintai dan menjaga
lingkungan. Apa yang saya lakukan masilah sedikit, sangat kecil tapi saya
berusaha dari dalam hati tetap melakukannya. Menyayangi, mencintai dan menjaga
lingkungan semampu saya, sebisa saya.
Bagaimana saya melakukannya?
Saya sangat senang sekali menanam.
Seperti yang saya bilang tadi di awal, bahwa Ibu sedari kecil sudah mengajari
saya dan memahami bagaimana menanam yang baik dan benar. Di rumah saya banyak
sekali tanaman. Halaman rumah penuh dengan tanaman. Pohon, bunga dan tanaman
obat, apotek hidup. Saya sangat suka bunga, jadilah saya senang menanamnya. Saya
suka warna-warni kelopaknya. Kalau masih kecil kadang saya mengambil bunga itu
untuk dijadikan hiasan di telinga bermain dengan teman-teman Biasanya Ibu marah
jika saya sembarangan memetik bunga tersebut, tapi namanya anak-anak. Hobinya
bermain dan bunga adalah media untuk bermain. Menjadi
putri bunga adalah satu hal favorit yang saya lakukan ketika bermain dengan teman-teman semasih kecil.
Ibu dan saya juga sering menanam
bersama, terutama menanam pohon yang menghasilkan buah. Ketika kecil dahulu, Ibu dan saya juga
menanam padi di sawah. Kebetulan Ibu memang mempunyai sawah. Aku selalu
membantunya menanam padi. Merawat padi sampai berbuah dan bisa
dipanen serta akan diolah menjadi beras yang enak sekali. Untuk menghasilkan padi yang baik, padi harus
dirawat dengan baik pula, harus diberi pupuk dan dirawat dari hama, burung pipit
yang siap sedia meranggaskan padi-padi kami.
Menanam bukanlah hanya sekedar
menanam akan tetapi kita harus memelihara dan merawatnya. Ketika tanaman masih
kecil, kita rawat bagai merawat anak sendiri, begitulah kata Ibu. Dalam menanam, kita harus tahu apa yang paling dibutuhkan pohon. Walau pohon tidak bisa bicara
secara verbal tetapi kita harus tahu apa yang dia inginkan, memenuhi nutrisinya
agar dia tumbuh dan berkembang dengan baik. Selain itu, pohon juga membutuhkan
tanah yang subur. Jangan takut untuk kotor ketika kita memegang tanah. Tanah
itu sangat hangat, oleh karena itu sebutir biji jika kita tanam di dalam tanah,
ia akan merasakan hangatnya tanah dan bisa tumbuh dengan subur. Kalau anda
tidak percaya tanah itu hangat? coba benamkan tangan anda dan rasakan
hangatnya, hangat kan? Tanah merupakan unsur paling penting ketika harus
menanam. Tanah juga merupakan unsur yang mempunyai banyak kandungan zat hara
yang dibutuhkan oleh pohon untuk tumbuh. Tanah juga harus kita jaga
kesuburannya yaitu dengan tidak membuang sampah plastik sembarangan di tanah.
Kita juga bisa membuat pupuk kompos dari sampah-sampah dedaunaan yang gugur
menguning atau sisa kulit buah-buahan dan sayuran.
Pohon banyak sekali manfaatnya. Satu
pohon itu bisa menghasilkan 1,2 kg oksigen yang dapat dimanfaatkan oleh 2
orang. Istilah one man one tree memang
sudah tidak asing lagi. Namun masih banyak yang kenal sebatas jargon biasa saja tanpa
action. Banyak yang belum sadar tentang ini. Masih banyak yang belum memulai
menanam. Saya sangat berharap sekali semua dari kita bisa menaman. Karena
menanam itu sangat menyenangkan bahkan agama juga memberitahukan akan urgensi
menanam dan merawat pohon. Menanam dan merawatnya dapat menyadarkan kita
tentang kebaikan itu sendiri, belajar banyak tentang kehidupan dari sebatang pohon, menanam pohon bisa juga menjadi ladang sedekah
untuk kita. Ladang sedekah yang tidak akan putus-putus. Membagi rezeki untuk sesama
walau tidak dalam bentuk harta nyata. Kenapa bisa begitu?
Dari Jabir berkata, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam
bersabda, “Tidaklah seorang Muslim yang menanam pohon atau menanam tanaman lalu
tanaman tersebut dimakan oleh manusia, binatang melata atau sesuatu yang lain
kecuali hal itu bernilai sedekah untuknya.” (HR. Muslim – Shahih)
Nah, pohon yang kita tanam
akan sangat bermanfaat bagi makhluk hidup lainnya. Bukan hanya untuk kita saja,
manusia. Ajaib memang si batang pohon ini. Kita juga harus mempunyai keyakinan
pada Tuhan bahwa segala sesuatu yang ada dimuka bumi ini akan berjalan sesuai
dengan kehendak-Nya. Sesuai dengan apa yang ingin ditetapkan-Nya. Penanam pohon
hanya berusaha semaksimal mungkin, berjuang untuk merawat pohon-pohon itu. Lalu
kita harus berserah diri pada Tuhan atas takdir jika pohon yang kita tanam
hidup atau mati, yang penting kita sudah memulai, berusaha menjadi penanam yang
baik untuk pohon-pohon itu. Kita sangat senang sekali karena melihat
pohon-pohon itu tumbuh dengan sehat dan subur. Selain itu, Agama saya
juga menasehati saya betapa besarnya urgensi menanam pohon, bahkan meskipun
hari kiamat akan terjadi dan bila kita punya bibit pohon maka kita harus
menanamnya.
Dari Anas bin Malik berkata, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi
wasallam bersabda, “Jika tiba hari kiamat sedang pada tangan dari kalian
terdapat bibit pohon kurma, maka tanamlah.” (HR. Ahmad – Shahih)
Saya sekarang sangat senang sekali menanam pohon. Keluarga kami
banyak sekali memperoleh kebaikan setelah menanam pohon, tanaman apa saja. Bercocok tanam adalah
jiwa kami, bahkan tetangga kami juga merasakan kebaikan tersebut. Itulah yang
membuat hati kita merasa senang. Rumah kami sangat hijau dan asri. Setiap orang
yang melewati rumah kami pasti ingin memandang hamparan pekarangan rumah kami
yang luas penuh dengan tanaman. Dan benar, hijau itu seperti magnet. Siapapun
yang memandang hijau pasti senang, nyaman, meyejukkan mata dan hati. Lihat saja
kalau kita misalnya melihat pegunungan yang hijau, kita akan merasakan damai,
hati yang tenang. Udara segar yang masuk ke dalam paru-paru kita juga akan
menjadi sesuatu yang menakjubkan. Akan sangat berbeda bernafas di daerah
pegunungan yang banyak pepohonan dengan daerah yang penuh polusi. Kita bisa
membedakan hal tersebut. Tapi kita kadang malas untuk memulai ikut menanam
juga, memperbanyak pohon. Di pegunugan, kita akan menghirup nafas dalam, dan
itu semua atas kebaikan pohon. Pohon penuh dengan segala kebaikannya. Pohon bisa
mengolah CO2 yang merupakan racun bagi tubuh kita menjadi gas yang
bermanfaat untuk banyak makhluk hidup, meghasilkan oksigen dan uap air melalui
fotosintesis. Semasa kecil, Ibu bercerita bahwa syurga itu berwarna hijau. Maka
sebelum melihat hijau di syurga yang mungkin indahnya sangat menawan, kita
harus menghijaukan lingkungan sekitar kita. Membuat syurga di lingkungan
sekitar dengan menanam pohon yang banyak. Ibu bilang, yakinlah menanam pohon
itu merupakan perbuatan yang dicintai Tuhan karena kita ikut memelihara alam ini.
Bukan termasuk orang-orang yang merusak alam dengan menebangi pohon atau tidak pernah menanamnya sama sekali.
Sampai saat ini, saya terus menanam pohon. Dalam minggu ini, saya
memperoleh manfaat setelah saya menanam pohon beberapa tahun lalu, terutama
tanaman buah. Saya baru memanen buah rambutan, durian dan nenas hasil kebun.
Pohon bisa menjadi kebaikan untuk siapapun. Dengan menghasilkan buah, kita juga
bisa berbagi rezeki dengan tetangga dan siapa saja yang ingin kita beri.
Seminggu yang lalu ada sepasang suami istri yang mampir ke rumah saya, saya
tidak kenal mereka sama sekali. Mereka ingin meminta tanaman kecubung untuk
obat mereka. Sepasang suami istri itu mengalami sakit dan dokter menyarankan
untuk minum rebusan daun kecubung itu. Saya pun memberikan daun kecubungnya.
Saya juga menyarankan agar Ibu dan Bapak tersebut menanam. Saya memberikan
bibitnya. Menanam pohon juga bisa menjadi estafet kebaikan. Itulah yang saya
rasakan saat ini.
Untuk melihat sebatang pohon durian yang berbuah. Saya
membutuhkan waktu lebih kurang lima tahun. Menanam memang harus butuh
kesabaran. Kalaupun pohon yang kita tanam belum berbuah setidaknya daunnya juga
akan menghasilkan oksigen dan uap air. Tahun lalu, pertama sekali berbuah, durian hanya menghasilkan lima buah saja. Walau hanya lima buah, saya sempat
membaginya dengan tetangga. Namun, tahun ini. Di bulan November, durian saya menghasilan sekitar lima puluh lima buah durian dan itu
sangat disyukuri. Saya sangat senang sekali dan saya membagikannya ke
tetangga-tetangga dan teman-teman. Begitulah pohon, selalu memberikan kebaikan
untuk kita semua. Kita harus banyak belajar dari pohon.
Rumah saya tidak ada ACnya, akan tetapi rumah saya begitu sejuk. Itu
semua, karena keberadaan pohon di sekitar rumah saya yang banyak. Pohon-pohon
itu membuat rindang dan menjadi AC alami untuk kami sekeluarga. Karena banyak
menghasilkan udara yang segar jadi sekitar rumah kami juga terasa sejuk.
Tinggal di kota Medan yang lumayan panas, tidak akan terasa panas jika banyak
pepohonan di sekitar rumah kita, itulah yang saya rasakan selama ini. Dengan
tidak menggunakan AC kita juga sudah menghemat energi, tanpa kita sadari. Teman-teman
saya pun jika datang ke rumah akan betah karena melihat pepohonan yang hijau dan
asri. Berbagai macam kelopak bunga yang warna-warni menambah keteduhan.
Terkadang ada burung-burung yang berkicau di atas pohon. Ayah kadang membuat
saung, tempat duduk atau kalau di Medan
disebut amben . Biasanya amben terbuat dari bambu. Kami juga menanam bambu di
belakang rumah. Senang rasanya duduk di bawah pohon yang rindang di tengah
taman di halaman depan rumah.
Setelah wisuda, saya sekarang bergiat menjadi salah satu guru di SD
swasta di kota Medan. Mata pelajaran yang saya ajarkan adalah IPA. Mengajarkan
pengetahuan tentang alam merupakan tantangan tersendiri. Mengajarkan, bukan
hanya sekedar teori tetapi juga mempraktekkan di rumah semampu kita. Ketika
saya sudah mendapatkan kebaikan dari pohon, saya juga selalu berbagi dengan
krucils saya. Anak-anak didik saya, saya sering menjelaskan kepada mereka
manfaat hutan, air yang bersih, udara yang bersih dan lingkungan yang sehat
untuk ditempati. Hal kecil saat ini yang bisa saya lakukan adalah terus
membimbing anak-anak untuk semangat menanam pohon dan sebagian dari mereka juga sudah
melakukannya. Sangat senang sekali jika ada seorang murid yang menghampiri saya
dan hanya ingin mengatakan “Miss, saya sudah menanam pohon dan bunga di rumah.
Bibitnya saya beli di tukang bunga.” Saya selalu bilang kepada murid saya,
hutan itu adalah paru-paru dunia. Pohon akan menghasilkan oksigen dan uap air
untuk kita bernafas. Pohon sungguh berarti dalam kehidupan ini. Jika tak ada
pohon maka ketersediaan oksigen juga terbatas. Saya selalu menjelaskan bahwa
jika menebang pohon tanpa menanamnya kembali maka lambat laun ekosistem kita
terganggu dan keseimbangan ekosistem tidak akan ada lagi. Saya juga memperlihatkan kepada mruid-murid saya beberapa fakta, video-video tentang kerusakan hutan. Kerusakan
hutan banyak sekali dampak negatifnya. Keseimbangan ekosistem akan rusak. Rumah
mereka hilang, dirusak oleh tangan-tangan manusia. Saya juga menceritakan
kepada mereka bagaimana jika rumah kita dirusak? Pastinya kita tidak akan punya
tempat tinggal lagi, bertahan hidup dan berteduh. Lama-lama bisa meninggal,
Itulah yang terjadi pada makhluk hidup yang ada di hutan, pepohonan. Jika
pohonnya rusak, mereka akan kehilangan tempat tinggal. Padahal mereka punya
banyak manfaat bagi keseimbangan alam, ekosistem. Oleh karena itu marilah kita
bersama-sama menjaga keseimbangan alam ini, dengan cara tanpa merusaknya dan
kalau bisa melestarikannya dengan cara menanam pohon banyak-banyak dan
merawatnya sampai tumbuh besar dan subur, ini salah satu cara.
Saya bekerja di sekolah yang ketua yayasannya besar dan tumbuh di
dunia perkebunan. Ia sangat mendukung setiap kegiatan guru dan siswa dalam
menjaga lingkungan ini. Di sekolah ini juga, saya berkenalan dengan dunia vegetarian.
Ketua yayasan kami umurnya sudah hampir 80 tahun tapi ia masih sehat dan segar.
Beliau banyak mengutarakan akan manfaat yang ia peroleh setelah menjadi
vegetarian. Dari diskusi dengan beliau dan seminar-seminar yang dibuat beliau untuk para guru. Saya semakin memahami bahwa
vegetarian sangat erat kaitannya dengan menghemat energy, mencegah global
warming.
Vegetarian
adalah sebutan bagi orang yang hanya
makan tumbuh-tumbuhan dan tidak mengkonsumsi
makanan yang berasal dari makhluk hidup seperti daging, unggas, ikan
atau hasil olahannya. Istilah vegetarian sendiri diciptakan pada tahun 1847. Pertama
kali digunakan secara formal pada tanggal 30 September tahun itu oleh Joseph
Brotherton dan lain-lain, di Northwood Villa, Kent, Inggris. Saat itu adalah
pertemuan pengukuhan dari Vegetarian Society Inggris.
Kata
vegetarian berasal dari Bahasa Latin vegetus, yang berarti keseluruhan, sehat,
segar, hidup. Sebelum tahun 1847, mereka yang tidak makan daging secara umum
dikenal sebagai Pytogorean atau mengikuti system Pythagorean sesuai dengan Pythagoras
vegetarian dari Yunani kuno
Defenisi
asli dari vegetarian adalah dengan atau tanpa telur atau produk dairy dan
definisi ini masih digunakan oleh Vegetarian Society hingga sekarang. Pernah
yayasan perguruan kami membuat seminar tentang bahayanya global warming, mereka
mendatangkan seorang Profesor yang bekerja di NASA asal Thailand yang meraih
nobel karena penemuan mutakhirnya. Professor tersebut juga seorang vegetarian. Dengan
banyak mengkonsumsi sayuran berarti kita mengurang emisi, artinya semakin
memperkecil global warming. Kata beliau. Kenapa bisa begitu?
Global warming disebut-sebut
sebagai ancaman terbesar bagi kelangsungan hidup manusia. Banyak orang telah
berkumpul dan mencoba untuk mencari cara meminimalisir dampak atau adanya
global warming dengan berpartisipasi dalam melakukan gerakan efisiensi energi. Namun ilmu pengetahuan, telah banyak menunjukan bahwa
melakukan diet vegetarian atau vegan adalah salah satu cara terampuh untuk
melawan global warming.
Berikut merupakan beberapa alasan mengapa melakukan
vegetarian dapat membantu mencegah dan meminimalisir dampak global warming :
1. Peternakan sapi merupakan penghasil gas methane terbesar.
Gas metana (CH4) merupakan salah satu gas
penyumbang global warming terbesar disamping CO2. Bahkan nilai
potensi gas rumah kaca (Global Warming Potential) dari metana dinalisir
21 kali lebih kuat dibanding CO2. FAO (Food Agricultural Organization)
memperkirakan bahwa produksi daging menyumbang hampir 51% emisi gas rumah kaca global. Hal ini dihasilkan
selama produksi dan pemeliharaan hewan ternak, khususnya sapi yang menghasilkan
metana terutama dari kotoran yang dihasilkan. FAO memperkirakan bahwa akan
terjadi peningkatan konsumsi daging sebanyak dua kali lipat pada pertengahan
abad 21. Hal ini tentu saja akan meningkatkan kebutuhan akan adanya peternakan
hewan yang keberadaannya menjadi penyumbang besar bagi gas metana
2. Deforestasi
Peternakan hewan dalam kegiatan pertanian menyumbang
lebih dari 80% dari deforestasi tahunan dunia, sebagian besar oleh sapi dan
ayam. Kurang lebih satu hektar hutan dibuka untuk dijadikan ladang gandum dan
jagung, dimana 70% penggunaannya digunakan untuk konsumsi hewan. Hal ini tidak
hanya mengakibatkan deforestasi, melainkan turut membawa ancaman terhadap
keanekaragaman hayati dan memicu kerapuhan tanah yang menyebabkan erosi baik di
tanah maupun penggurunan yang memicu masalah yang lebih seperti banjir dan
tanah longsor.
3. Kebutuhan akan air tawar yang semakin tinggi
Ada beragam perhitungan mengenai seberapa banyak air yang
diperlukan untuk memelihara hewan ternak. Namun sebuah penelitian memperkirakan
bahwa setidaknya dibutuhkan tiga kali lipat air untuk memberi makan hewan
dibanding untuk memproduksi sekilo kentang. Sebagai contoh, dibutuhkan 60, 108,
168, dan 229 pon air masing-masing untuk memproduksi satu pon kentang, gandum,
jagung dan beras masing-masing. Sedangkan satu pon daging sapi dibutuhkan
sekitar 9.000 liter atau kurang lebih 20.000 lbs air. Pertanian yang menggunakan 70% air yang tersedia bagi
manusia, sudah merupakan kompetitor tersendiri bagi langsung kota-kota dengan
kebutuhan air yang juga cukup besar.
4. Meracuni Bumi
Seekor sapi dalam pertanian mampu menghasilkan lebih dari 40 kg
pupuk kandang dan urin untuk setiap kilogram daging sapi yang dapat dimakan.
Sebagian besar kotoran dan urin disalurkan ke pipa air limbah yang memuat
sebanyak 40 gallon pada setiap pipa. Septik tank ini sering pecah, bocor dan
bahkan mengalami kelebihan muatan sehingga mencemari persediaan air bawah tanah
dan sungai dengan nitrogen, fosfor dan nitrat.
Berkomitmen untuk mengurangi
konsumsi daging tidak hanya mampu mereduksi global warming, melainkan
dapat membawa lebih banyak dampak positif bagi kehidupan manusia, terutama
menyangkut peningkatan kesehatan bagi tubuh manusia. Hal ini diungkapkan dalam
dalam pertemuan para ahli nutrisi FAO/WHO pada bulan September 1998 yang
menyebutkan:
“Households should select predominantly plant-based diets
rich in a variety of vegetables and fruits, pulses or legumes, and minimally
processed starchy staple foods. The evidence that such diets will prevent or
delay a significant proportion of non-communicable chronic diseases is
consistent. A predominantly plant-based diet has a low energy density, and may
protect against obesity.”
Info lebih lanjut mengenai Vegetarian dan Global Warming
dapat dilihat dalam laporan Earth Save International (August 2005) yang
berjudul “A New Global Warming Strategy: How Environmentalists are Overlooking
Vegetarianism as the Most Effective Tool against Climate Change in Our
Lifetimes” yang mengungkapkan bahwa “The best way to reduce global
warming in our lifetimes is to reduce or eliminate our consumption of animal
products. Simply by going vegetarian (or, strictly speaking, vegan) we can
eliminate one of the major sources of emissions of methane, the greenhouse gas
responsible for almost half of the global warming impacting the planet today.”
Dalam seminar
yang saya ikuti di sekolah juga dipaparkan bahwa vegetarian ini memang mengundang banyak kontroversi dari berbagai lapisan
masyarakat di seluruh dunia. Hal ini lebih dikarenakan kehidupan mayoritas
manusia sudah tidak dapat dipisahkan dari kebiasaan untuk mengkonsumsi daging.
Namun bagi saya, poin utama dari seluruh penelitian mengenai hubungan
antara global warming dan menjadi vegetarian adalah bukan pada
berhenti mengkonsumsi produk hewani, melainkan menunjukan kepedulian kita
terhadap kelangsungan bumi kita dengan mengubah konsumsi harian kita menjadi
lebih bersahabat dengan lingkungan. Tentu saja, lingkungan yang lestari akan
memperpanjang umur bumi kita. Dan mungkin dengan mengurangi konsumsi hewani ini anda akan dapat mengkonsumsi produk hewani dengan jangka waktu yang lebih
panjang dan lingkungan yang lebih sehat.
Tuhan juga sudah
menciptakan sempurna ciptaannya. Manusia adalah makhluk yang mempunyai usus
yang lumayan panjang dari ukurannya tubuhnya dibandingkan dengan hewan pemakan
daging. Usus yang panjang membuat manusia lebih bagus banyak mengkonsumsi sayur
ketimbang daging. Sayuran akan dicerna dengan baik dan mudah di dalam usus.
Berbeda ketika usus harus mencerna daging. Kita juga bisa membuat percobaan
sederhana. Coba anda letakkan sepotong daging segar dengan seikat sayuran segar di udara
terbuka dengan waktu yang sama. Kita akan memperhatikan mana yang lebih cepat
busuk?
Dengan banyak
mengkonsumsi sayuran kita bisa menghemat energy. Itulah yang saya lakukan
bersama rekan guru lainnya di sekolah. Di sekolah, kokinya memasakkan kami
makanan yang seluruh bahannya terbuat dari tumbuhan. Ketika saya mengajar di
sekolah ini saya mengurangi konsumsi
daging saya. Saya lebih banyak mengkonsumsi sayur. Dan saya merasakan langsung,
hidup saya lebih sehat daripada seblumnya. Saya juga tahu, bahwa rendang tak
hanya terbuat dari daging sapi saja. Di sekolah ini juga, saya mengenal rendang
yang berasal dari daging palsu tapi rasanya tetap seperti daging. Udang, ayam
semuanya paslu. Koki sangat pintar sekali memasak. Banyak dari kalangan yang berbeda
sudah memulai menjadi seorang vegetarian. Dari direktur, penulis, artis, ahli
kesehatan, negarawan, politikus, aktivis, tokoh olahraga, ilmuan dan banya lagi
orang-orang terkenal, yang expert di bidangnya masing-masing banyak menjadi
vegetarian. Pamela Anderson salah satunya mengatakan, bahwa bervegetarian
membantunya agar tetap langsing dan sehat serta member energi untuk merawat anak-anak,
bekerja dan traveling. Selain Pamela masih banyak artis-artis yang
bervegetarian seperti Bill Gates, Andi Lau, keluarga Kak Seto dan lain-lain. Andai
saja setiap orang mau mengurangi konsumsi dagingnya setiap hari maka emisi dari
kotoran hewan juga semakin berkurang. Anda mau juga bervegetarian juga? Ayo
sekarang kita mulai walau awalnya belum bisa meninggalkan daging seutuhnya
setidaknya kita bisa mengurangi konsumsi daging. Kita harus lebih banyak
mengkonsumsi sayuran dan buah. Nah, jadi sangat banyak cara untuk ikut serta
menjaga lingkungan kita, bumi kita, rumah kita.
Selain menanam,
saya juga senang, mengolah sampah dan mendaur ulang sampah-sampah yang tidak
bisa digunakan lagi agar lebih bermanfaat. Saya megolah sampah agar bisa
dijadikan pupuk. Sampah-sampah organik
biasanya saya kumpulkan jadi satu di sebuah lubang dan dibiarkan terfermentasi
dan menjadi pupuk alami bagi tanaman-tanaman saya. Untuk barang-barang seperti
botol bekas, kotak bekas, lampu bekas biasanya saya gunakan untuk membuat media
pot bagi tanaman saya. Hakikatnya, None
was created for waste, tidak ada yang diciptakan Tuhan secara sia-sia di
dunia ini. Terkadang apa yang kita anggap sampah, tidak berguna lagi ternyata
kita bisa mengkreasikan untuk membuat sampah tersebut bermanfaat kembali. Dua
hari yang lalu, saya membuat kotak perhiasan, kotak kosmetik dari kardus bekas.
Membuat bingkai dari koran bekas.
Tidak hanya
sampah yang bisa diolah akan tetapi kita juga bisa mengolah hasil kebun kita.
Alangkah senangnya bisa membuat rujak dari hasil kebun sendiri, membuat jus,
manisan, asinan dan obat dari apotek hidup yang ada di pekarangan rumah.
Saya menanam,
bagaimana dengan anda?
Berikut ini ada
beberapa foto saya selama berinteraksi dengan alam dan sebagian foto tanaman saya di rumah dan kebun kami :
Saya sering mengadakan perjalanan melihat alam ini. Saya sangat suka dengan warna hijau dan biru.
Saya dan bunga Bougenville sp, orang menyebutnya bunga kertas.
Bersama bunga daun suring. daun suring biasanya dijadikan lalapan. Tanaman ini tumbuh subur di pekarangan rumah saya.
Dengan bunga favorit saya, Hibiscus Rosasinensis
Mampu menyerap
Nitrogen sehingga membuat paru-paru lega. Namun jangan sekali-sekali menanam
bunga ini di dekat ruangan radiografi karena tanaman ini berfungsi meneruskan
radiasi sehingga berbahaya bagi orang sekitar.
Menanam Bakau di tepi pantai Percut Sei Tuan.
Saya sangat begitu meyukai tanah, tanah yang hangat. Sarah di atas tanah.
Pohon durian yang lagi berbuah pada bulan November lalu. Buahnya sekitar 55 buah. Bahagia sekali rasanya melihat ia berbuah lebat :)
Daun suring. Saya memotretnya ketika saya bersedih dan melihat mereka saya bergembira lagi. Melihat hijau dan warna merah muda bunganya. Sangat menyenangkan.
Nenas di depan rumah. Cuma 2 buah tetapi buahnya sangat ebsar-besar sekali.
Rambutan, di belakang rumah ada 6 pohon
Nangka, kemaren Saya dan Ibu baru memetiknya. Buahnya sangat manis.
Pohon coklat. Aku dan Ayah menanamnya.
Bunga cucak rowo (kayak burung ya? :)
Belimbing depan rumah lagi berbunga.
Hibiscus Rosasinensis (Bunga kembang sepatu)
Rambutan lagi, ini pohonnya di belakang rumah.
Bunga tasbih (Canna hibrida). Ada banyak variasi warnanya. Di rumah hanya ada yang warna merah dan kuning.
Kunyit, biasanya Ibu membuatkan jamu untukku ketika aku nyeri haid. Kunyit biasanya ditambah dengan asam jawa dan gula merah untuk melancarkan peredaran darah dan haid
Sansevieria
mampu menyerap 107 jenis racun, termasuk polusi udara, asap rokok, hingga
radiasi nuklir sehingga cocok jadi penyegar. Itu daunnya juga bisa membuat kulkas tetap harum. Jadi ga usah beli pengharum untuk kulkas. Karena daunnya bisa menyerap bau-bau tak sedap.
Mangga yang baru saya tanam. Bibitnya dapet dari teman. Kebetulan mangga di rumahnya berbuah dan ia memberikan buahnya untuk saya. Bijinya tidak saya buang tetapi saya tanam. Alhamdulillaah tumbuh subur. Doain, biar dia tumbuh subur dan menghasilkan buah agar bermanfaat untuk banyak orang dan bijinya nanti bisa menjadi bibit dan meghasilkan pohon lagi.
Buah kecubung (tanaman obat)
Bunga terompet berwarna kuning
Pohon Jambu biji yang masih anakan. Di depan rumah ada satu pohon lagi. Buahnya biasanya dimintai anak-anak. Vitamin C dari buah ini sangat tinggi sekali.
Orang Medan bilangnya daun sop-sopaan. Daunnya bisa dijadikan tanaman hias dan bisa direbus dan disiram dengan kuah pecel. Daun ini punya aroma yang khas, kalau kita memakannya bisa melancarkan air seni dan air seni kita bisa harum dan tidak berbau pesing. Saya sudah mencobanya, benar. Maha Suci Tuhan yang menciptakan segala tumbuhan yang mempunyai manfaat.
Palem Kipas, bibitnya saya perolah dari temen-temen di Fakultas Pertanian USU waktu tebar pesona tahun 2009
Pepaya kami lagi berbuah. Menanam pepaya sangatlah mudah sekali. Buahnya juga enak untuk dijus, rujak kalau yang masih mentah biasanya Ibu merebusnya dan dimakan dengan sambel terasi. Daunnya bisa dijadikan urap.
Bunga Melati Jepangku berbunga, senang sekali :)
Jeruk Kasturiku sudah berbuah. Buahnya dijadikan tambahan sambel atau bis juga dibuat minuman ditambah gula.
Kelengkeng saya masih kecil. Bibitnya baru saya beli pada bulan Oktober yang lalu seharga Rp 30.000. Semoga dia tumbuh subur dan menghasilkan buah yang banyak. *biar saya jualan buah Oops hehe
Bunga Desember dan Bunga Asoka (Bunga jarum warna merah)
Inilah beberapa foto saya, masih banyak tanaman yang ada di rumah kami. SAYA MENANAM, BAGAIMANA DENGAN ANDA? :)
Terima kasih telah membaca.
MARI MENANAM! MULAI DARI DIRI SENDIRI!
-Sarah-
Note : Semua foto pohon dan tanaman lainnya adalah hasil jepretan saya sendiri. Dengan menggunakan Kamera Yashika EZ F10 Zoom. Belum punya DSLR :). Foto saya jepret sendiri juga keculai foto yang memakai jilbab berwarna biru. Kebetulan itu teman saya yang jepret.