Rabu, 04 Juli 2012
Sehari bersama DR Waleed Sayeed Muhammad (Mesir), tentang Muhammad Mursi
Pagi itu, tepatnya hari Jumat tanggal 29 Juni. Saya bangun pagi dengan semangat. Seperti biasa, rutinitas yang biasa saya lakukan adalah menjalankan ibadah yang Allaah anjurkan. Sebelum berwudhu, saya sempatkan melihat layar handphone. Ternyata terlihat ada sebuat message. Langsung saya membuka dan membaca message itu, ternyata dari ustadzah saya. Isinya tentang acara taujih dan diskusi dengan DR Waleed Sayyed Muhammad dari Mesir, beliau adalah aktivis di negararanya. Mendadak, karena ustadzah baru sms pagi ini, sementara acaranya, pagi hari ini juga yakni jam 9 pagi di Hotel Madani, Medan. Karena saya masih libur, alhasil saya bersedia menghadiri diskusi itu. Selesai beberes, sarapan. Tepatnya jam 8, saya bersama Ayah menuju hotel. Tapi saya tidak l;angsung ke Hotel akan tetapi saya menyempatkan ke Mesjid Raya Medan untuk shalat tahyatul mesjid dan shalat dhuha terlebih dahulu. Karena saya harus menunggu teman saya, Putri. Nikmat rasanya, bisa memulai dengan shalat. Selesai shalat, kamipun beranjak ke hotel. Acara dimulai jam 10 WIB.
Pada hari ini, DR Waleed. Banyak memberikan taujihnya yang dapat memberikan semangat dan gairah untuk menjadi muslim lebih baik lagi. Saya yang bekerja di mayorita nonmuslim, semakin tertarik dengan penjelasan dari beliau. Dari acara tersebut, saya memperoleh 11 lembar catatan yang saya tulis di buku. Mungkin lain kali. Saya akan mengedit file ini dan menambahi tentang apa saja taujih dari beliau. Acara selanjutnya yaitu tentang diskusi. diskusinya menarik karena peserta memberikan pertanyaan yang bagus-bagus.
Mungkin salah satu yang saya ingat dari acara tersebut adalah pemaparan beliau tentang Presiden Mesir pertama yang hafal Al-Quran yaitu Muhammad Mursi:
"Pemimpin berwajah dan bermata teduh. Inilah kekuatan ruhiyah yang jelas terpancar jika kita melihatnya. Dr Waleed tadi menyampaikan salah satu perkataan Muhammad Mursi "Tidak ada yang mampu menghalangi keinginan Allaah untuk membuat sesuatu menjadi kemenangan. Muslim bergantung hanya pada Allaah namun di waktu bersamaan kita harus mencari cara, usaha untuk mencapai kemenangan itu."
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar