SENI MENGATUR UANG
Mengatur uang memangnya butuh seni ya?? Yap sejujurnya jika saya mendengar kata seni, yang terngiang di telinga saya adalah tentang lukisan, alunan lagu, puisi, nyanyian. Dan sayangnya saya bukan tipe orang yang mencintai bidang tersebut. Hehehe… OK, kembali ke topik Seni Mengatur Uang. Seni yang dimaksud di sini adalah sebuah keterampilan untuk mengatur aliran pemasukan dan pengeluaran kita.
Lalu memangnya saya sudah pandai?? Jawabannya tentu saja tidak. hehehe… Justru saya juga baru mulai belajar. Yah, memang Bidang Seni yang Satu ini sudah saya targetkan untuk bisa dikuasai sebelum umur saya menyentuh angka 21. Tapi sampai sekarang ya masih terus belajar.
Oiya sebelum dilanjutkan, tulisan kali ini banyak merujuk ke 2 buah buku yang saya baca yaitu: “Rich Dad, Poor Dad” karya Robert T Kiyosaki, dan “Cara Mudah Mengelola Keuangan Keluarga Secara Islami” karya Eko P Pratomo. Kedua buku itu sudah cukup untuk membuat saya melek finansial. Bagi yang sudah membacanya, yaa sudah. Hehehe…
Pentingnya Buku Catatan Keuangan
Ok, pertama yang harus dimiliki adalah buku catatan keuangan, seperti apa itu?? Hanya buku biasa yang intinya digunakan untuk mencatat pengeluaran dan pemasukkan. Saya menyarankan menggunakan buku note kecil yang bisa dimasukkan ke dalam saku. Lalu apa yang harus dicatat pada buku catatan keuangan tersebut?? Sederhana saja, yaitu Pengeluaran (makan, jajan, beli buku, dsb) dan Pemasukkan (Uang gaji, uang proyek, uang jajan, dsb). Formatnya bebas, tapi umumnya dengan menempatkan pengeluaran dan pemasukkan di kolom yang berbeda.
Apa yang didapat dari buku catatan keuangan pribadi ini??
Ada banyak informasi yang bisa kita dapatkan, namun yang terpenting adalah kita mendapatkan gambaran utuh tentang kondisi keuangan kita. Gunanya adalah agar kita bisa mengetahui di spot-spot pengeluaran/pemasukkan mana yang bisa kita perbaiki dengan Seni Mengatur Uang ini. Hehehe…
Saving dan Tabungan, Serupa tapi Tak Sama
Apa bedanya Saving dan Tabungan?? Hampir mirip dan sering kali disamakan artinya, dan memang itu tidak salah. Coba deh tengok dulu penjelasan dibawah ini:
Misalkan kita memiliki pemasukkan rutin tiap bulannya, dan tentu saja tiap bulan itu juga selalu ada pengeluaran. Lalu bagaimana cara kita mendapatkan tabungan??
Lazimnya adalah dengan cara mengurangi Pemasukkan dengan Pengeluaran.
Atau bisa diilustrasikan seperti rumus ini :
Pemasukkan - Pengeluaran = Tabungan
Yang jadi masalah adalah jumlah tabungan yang kita dapatkan tidak menentu, bisa banyak atau bahkan bisa tidak ada sama sekali. Lalu adakah cara yang menjamin agar kita selalu mendapatkan uang tabungan kita? Jawabannya tentu saja ada!
Sekarang, coba perhatikan ilustrasi rumus yang kedua ini :
Pemasukkan - Tabungan = Pengeluaran
Secara matematis, kedua rumus tersebut memang sama namun sebenarnya keduanya jelas berbeda. Perbedaannya terletak pada variabel Tabungan. Pada rumus pertama besarnya tabungan sangat bergantung pada pengeluaran. Sedangkan pada rumus kedua, kita sudah menyisihkan tabungan dari pemasukkan terlebih dahulu. Pada rumus pertama, besarnya tabungan bisa berubah-ubah seolah diatur oleh pengeluaran. Sebaliknya rumus kedua memastikan kita untuk mendapatkan tabungan yang pasti nominalnya, sehingga di sini pengeluaranlah yang diatur oleh tabungan.
Lalu bagaimana dengan Saving??
Ok, kembali tengok rumus kedua. Dengan menyisihkan tabungan diawal, maka kita mendapatkan jumlah uang yang bisa digunakan untuk pengeluaran. Uang tersebut bebas kita gunakan, dihabiskan sekalipun tidak masalah karena kita sudah menyisihkan tabungan terlebih dahulu. Sekarang bagaimana jika uang tersebut masih tersisa sekalipun sudah kita potong dengan tabungan?? Uang sisa tersebut lah yang kita sebut sebagai Saving.
Keinginan vs Kewajiban
Sekarang mari kita berbicara tentang pengeluaran. Anggaplah kita sudah menerapkan rumus kedua dari penjelasan sebelumnya. Di sini tujuan kita selanjutnya adalah memperoleh nilai saving yang maksimal. Pada dasarnya ada 2 kategori penyebab terjadinya pengeluaran, yaitu Kewajiban dan Keinginan. Kewajiban hampir tidak mungkin kita atur karena biasanya rutin kita keluarkan setiap harinya (misalkan makan), sebaliknya keinginan sangat bisa kita atur. Terkadang, keinginan kita untuk membeli sesuatu belum tentu begitu bermanfaat. Secara teori, sangat tidak baik jika kita membeli barang yang sebenarnya tidak begitu kita perlukan (biasanya kita melakukannya karena keinginan). Nah, tugas kita sekarang adalah mengontrol keinginan kita untuk tidak membeli barang yang kurang bermanfaat. Keinginan manusia akan sesuatu memang besar, namun bukan berarti kita tidak bisa mengaturnya. Saran saya, sebelum memutuskan untuk membeli sesuatu yang kita inginkan, ada baiknya jika kita memprioritaskan nilai manfaat yang ada pada barang tersebut. Dan tentunya untuk itu yang kita harus lakukan adalah memahami perbedaan antara Kewajiban dan Keinginan.
Yah, mungkin cukup sampai di sini tulisan kali ini. Hehehe…. Kira-kira itu lah yang sedang saya kerjakan dan juga saya targetkan dalam hal mengatur uang.
Semoga Seni Mengatur Uang Ini bisa Bermanfaat.
Lalu memangnya saya sudah pandai?? Jawabannya tentu saja tidak. hehehe… Justru saya juga baru mulai belajar. Yah, memang Bidang Seni yang Satu ini sudah saya targetkan untuk bisa dikuasai sebelum umur saya menyentuh angka 21. Tapi sampai sekarang ya masih terus belajar.
Oiya sebelum dilanjutkan, tulisan kali ini banyak merujuk ke 2 buah buku yang saya baca yaitu: “Rich Dad, Poor Dad” karya Robert T Kiyosaki, dan “Cara Mudah Mengelola Keuangan Keluarga Secara Islami” karya Eko P Pratomo. Kedua buku itu sudah cukup untuk membuat saya melek finansial. Bagi yang sudah membacanya, yaa sudah. Hehehe…
Pentingnya Buku Catatan Keuangan
Ok, pertama yang harus dimiliki adalah buku catatan keuangan, seperti apa itu?? Hanya buku biasa yang intinya digunakan untuk mencatat pengeluaran dan pemasukkan. Saya menyarankan menggunakan buku note kecil yang bisa dimasukkan ke dalam saku. Lalu apa yang harus dicatat pada buku catatan keuangan tersebut?? Sederhana saja, yaitu Pengeluaran (makan, jajan, beli buku, dsb) dan Pemasukkan (Uang gaji, uang proyek, uang jajan, dsb). Formatnya bebas, tapi umumnya dengan menempatkan pengeluaran dan pemasukkan di kolom yang berbeda.
Apa yang didapat dari buku catatan keuangan pribadi ini??
Ada banyak informasi yang bisa kita dapatkan, namun yang terpenting adalah kita mendapatkan gambaran utuh tentang kondisi keuangan kita. Gunanya adalah agar kita bisa mengetahui di spot-spot pengeluaran/pemasukkan mana yang bisa kita perbaiki dengan Seni Mengatur Uang ini. Hehehe…
Saving dan Tabungan, Serupa tapi Tak Sama
Apa bedanya Saving dan Tabungan?? Hampir mirip dan sering kali disamakan artinya, dan memang itu tidak salah. Coba deh tengok dulu penjelasan dibawah ini:
Misalkan kita memiliki pemasukkan rutin tiap bulannya, dan tentu saja tiap bulan itu juga selalu ada pengeluaran. Lalu bagaimana cara kita mendapatkan tabungan??
Lazimnya adalah dengan cara mengurangi Pemasukkan dengan Pengeluaran.
Atau bisa diilustrasikan seperti rumus ini :
Pemasukkan - Pengeluaran = Tabungan
Yang jadi masalah adalah jumlah tabungan yang kita dapatkan tidak menentu, bisa banyak atau bahkan bisa tidak ada sama sekali. Lalu adakah cara yang menjamin agar kita selalu mendapatkan uang tabungan kita? Jawabannya tentu saja ada!
Sekarang, coba perhatikan ilustrasi rumus yang kedua ini :
Pemasukkan - Tabungan = Pengeluaran
Secara matematis, kedua rumus tersebut memang sama namun sebenarnya keduanya jelas berbeda. Perbedaannya terletak pada variabel Tabungan. Pada rumus pertama besarnya tabungan sangat bergantung pada pengeluaran. Sedangkan pada rumus kedua, kita sudah menyisihkan tabungan dari pemasukkan terlebih dahulu. Pada rumus pertama, besarnya tabungan bisa berubah-ubah seolah diatur oleh pengeluaran. Sebaliknya rumus kedua memastikan kita untuk mendapatkan tabungan yang pasti nominalnya, sehingga di sini pengeluaranlah yang diatur oleh tabungan.
Lalu bagaimana dengan Saving??
Ok, kembali tengok rumus kedua. Dengan menyisihkan tabungan diawal, maka kita mendapatkan jumlah uang yang bisa digunakan untuk pengeluaran. Uang tersebut bebas kita gunakan, dihabiskan sekalipun tidak masalah karena kita sudah menyisihkan tabungan terlebih dahulu. Sekarang bagaimana jika uang tersebut masih tersisa sekalipun sudah kita potong dengan tabungan?? Uang sisa tersebut lah yang kita sebut sebagai Saving.
Keinginan vs Kewajiban
Sekarang mari kita berbicara tentang pengeluaran. Anggaplah kita sudah menerapkan rumus kedua dari penjelasan sebelumnya. Di sini tujuan kita selanjutnya adalah memperoleh nilai saving yang maksimal. Pada dasarnya ada 2 kategori penyebab terjadinya pengeluaran, yaitu Kewajiban dan Keinginan. Kewajiban hampir tidak mungkin kita atur karena biasanya rutin kita keluarkan setiap harinya (misalkan makan), sebaliknya keinginan sangat bisa kita atur. Terkadang, keinginan kita untuk membeli sesuatu belum tentu begitu bermanfaat. Secara teori, sangat tidak baik jika kita membeli barang yang sebenarnya tidak begitu kita perlukan (biasanya kita melakukannya karena keinginan). Nah, tugas kita sekarang adalah mengontrol keinginan kita untuk tidak membeli barang yang kurang bermanfaat. Keinginan manusia akan sesuatu memang besar, namun bukan berarti kita tidak bisa mengaturnya. Saran saya, sebelum memutuskan untuk membeli sesuatu yang kita inginkan, ada baiknya jika kita memprioritaskan nilai manfaat yang ada pada barang tersebut. Dan tentunya untuk itu yang kita harus lakukan adalah memahami perbedaan antara Kewajiban dan Keinginan.
Yah, mungkin cukup sampai di sini tulisan kali ini. Hehehe…. Kira-kira itu lah yang sedang saya kerjakan dan juga saya targetkan dalam hal mengatur uang.
Semoga Seni Mengatur Uang Ini bisa Bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar