Senin, 10 Desember 2012

SAYA MENANAM, BAGAIMANA DENGAN ANDA?


SAYA MENANAM, BAGAIMANA DENGAN ANDA?

Oleh : Maysarah Bakri


Kita adalah satu
Satu memberi satu menerima
Itulah jalinan kita dengan pohon

Di kota ini.
Air,
Udara,
Dan teduh kita.
Bergantung padanya.
Melindungi mereka berarti melindungi masa depan kita.
Karena hutan, kota dan kita adalah satu.
Banyak pohon banyak rezeki.

***

Begitulah bait puisi yang langsung saya hafal pertama sekali saya mendengarnya. Lahir dan besar di pedesaan membuat saya mencintai lingkungan sedari kecil. Tetumbuhan sangat mempunyai arti semasa tumbuh kembangnya hidup saya sampai saat ini. Dari kecil, Ibu saya mengajarkan saya untuk mencintai tumbuhan, apa saja. Belajar menanam pohon, menanam padi di sawah, menanam bunga di pekarangan rumah. Tidak hanya menanam namun juga merawatnya. Hobi menanam saya berlanjut sampai saya kuliah di jurusan Biologi FMIPA USU, dimana salah satu jurusan di Universitas yang akrab dengan alam semesta, bumi, hutan kita. Semakin memahami hijau dan biru alam ini. Selama menempuh pendidikan di FMIPA USU, saya banyak mengenal jenis tumbuhan. Sering keluar masuk hutan ibarat rumah sendiri. Saya semakin mencintai pohon. Saya yang harus banyak memahami hutan dan alam. Hal ini sangat nikmat dan menyenangkan. Saya banyak memperoleh ilmu yang bermanfaat dalam menyayangi, mencintai dan menjaga lingkungan. Apa yang saya lakukan masilah sedikit, sangat kecil tapi saya berusaha dari dalam hati tetap melakukannya. Menyayangi, mencintai dan menjaga lingkungan semampu saya, sebisa saya.  Bagaimana saya melakukannya?

Saya sangat senang sekali menanam. Seperti yang saya bilang tadi di awal, bahwa Ibu sedari kecil sudah mengajari saya dan memahami bagaimana menanam yang baik dan benar. Di rumah saya banyak sekali tanaman. Halaman rumah penuh dengan tanaman. Pohon, bunga dan tanaman obat, apotek hidup. Saya sangat suka bunga, jadilah saya senang menanamnya. Saya suka warna-warni kelopaknya. Kalau masih kecil kadang saya mengambil bunga itu untuk dijadikan hiasan di telinga bermain dengan teman-teman Biasanya Ibu marah jika saya sembarangan memetik bunga tersebut, tapi namanya anak-anak. Hobinya bermain dan bunga adalah media untuk bermain. Menjadi putri bunga adalah satu  hal favorit  yang saya lakukan ketika bermain dengan teman-teman semasih kecil.

Ibu dan saya juga sering menanam bersama, terutama menanam pohon yang menghasilkan buah.  Ketika kecil dahulu, Ibu dan saya juga menanam padi di sawah. Kebetulan Ibu memang mempunyai sawah. Aku selalu membantunya menanam padi. Merawat padi sampai berbuah dan bisa dipanen serta akan diolah menjadi beras yang enak sekali. Untuk menghasilkan padi yang baik, padi harus dirawat dengan baik pula, harus diberi pupuk dan dirawat dari hama, burung pipit yang siap sedia meranggaskan padi-padi kami.

Menanam bukanlah hanya sekedar menanam akan tetapi kita harus memelihara dan merawatnya. Ketika tanaman masih kecil, kita rawat bagai merawat anak sendiri, begitulah kata Ibu. Dalam menanam, kita harus tahu apa yang paling dibutuhkan pohon. Walau pohon tidak bisa bicara secara verbal tetapi kita harus tahu apa yang dia inginkan, memenuhi nutrisinya agar dia tumbuh dan berkembang dengan baik. Selain itu, pohon juga membutuhkan tanah yang subur. Jangan takut untuk kotor ketika kita memegang tanah. Tanah itu sangat hangat, oleh karena itu sebutir biji jika kita tanam di dalam tanah, ia akan merasakan hangatnya tanah dan bisa tumbuh dengan subur. Kalau anda tidak percaya tanah itu hangat? coba benamkan tangan anda dan rasakan hangatnya, hangat kan? Tanah merupakan unsur paling penting ketika harus menanam. Tanah juga merupakan unsur yang mempunyai banyak kandungan zat hara yang dibutuhkan oleh pohon untuk tumbuh. Tanah juga harus kita jaga kesuburannya yaitu dengan tidak membuang sampah plastik sembarangan di tanah. Kita juga bisa membuat pupuk kompos dari sampah-sampah dedaunaan yang gugur menguning atau sisa kulit buah-buahan dan sayuran.

Pohon banyak sekali manfaatnya. Satu pohon itu bisa menghasilkan 1,2 kg oksigen yang dapat dimanfaatkan oleh 2 orang. Istilah one man one tree memang sudah tidak asing lagi. Namun masih banyak yang kenal sebatas jargon biasa saja tanpa action. Banyak yang belum sadar tentang ini. Masih banyak yang belum memulai menanam. Saya sangat berharap sekali semua dari kita bisa menaman. Karena menanam itu sangat menyenangkan bahkan agama juga memberitahukan akan urgensi menanam dan merawat pohon. Menanam dan merawatnya dapat menyadarkan kita tentang kebaikan itu sendiri, belajar banyak tentang kehidupan dari sebatang pohon, menanam pohon bisa juga menjadi ladang sedekah untuk kita. Ladang sedekah yang tidak akan putus-putus. Membagi rezeki untuk sesama walau tidak dalam bentuk harta nyata. Kenapa bisa begitu?

Dari Jabir berkata, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidaklah seorang Muslim yang menanam pohon atau menanam tanaman lalu tanaman tersebut dimakan oleh manusia, binatang melata atau sesuatu yang lain kecuali hal itu bernilai sedekah untuknya.” (HR. Muslim – Shahih)

Nah, pohon yang kita tanam akan sangat bermanfaat bagi makhluk hidup lainnya. Bukan hanya untuk kita saja, manusia. Ajaib memang si batang pohon ini. Kita juga harus mempunyai keyakinan pada Tuhan bahwa segala sesuatu yang ada dimuka bumi ini akan berjalan sesuai dengan kehendak-Nya. Sesuai dengan apa yang ingin ditetapkan-Nya. Penanam pohon hanya berusaha semaksimal mungkin, berjuang untuk merawat pohon-pohon itu. Lalu kita harus berserah diri pada Tuhan atas takdir jika pohon yang kita tanam hidup atau mati, yang penting kita sudah memulai, berusaha menjadi penanam yang baik untuk pohon-pohon itu. Kita sangat senang sekali karena melihat pohon-pohon itu tumbuh dengan sehat dan subur. Selain itu, Agama saya juga menasehati saya betapa besarnya urgensi menanam pohon, bahkan meskipun hari kiamat akan terjadi dan bila kita punya bibit pohon maka kita harus menanamnya.

Dari Anas bin Malik berkata, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika tiba hari kiamat sedang pada tangan dari kalian terdapat bibit pohon kurma, maka tanamlah.” (HR. Ahmad – Shahih)

Saya sekarang sangat senang sekali menanam pohon. Keluarga kami banyak sekali memperoleh kebaikan setelah menanam  pohon, tanaman apa saja. Bercocok tanam adalah jiwa kami, bahkan tetangga kami juga merasakan kebaikan tersebut. Itulah yang membuat hati kita merasa senang. Rumah kami sangat hijau dan asri. Setiap orang yang melewati rumah kami pasti ingin memandang hamparan pekarangan rumah kami yang luas penuh dengan tanaman. Dan benar, hijau itu seperti magnet. Siapapun yang memandang hijau pasti senang, nyaman, meyejukkan mata dan hati. Lihat saja kalau kita misalnya melihat pegunungan yang hijau, kita akan merasakan damai, hati yang tenang. Udara segar yang masuk ke dalam paru-paru kita juga akan menjadi sesuatu yang menakjubkan. Akan sangat berbeda bernafas di daerah pegunungan yang banyak pepohonan dengan daerah yang penuh polusi. Kita bisa membedakan hal tersebut. Tapi kita kadang malas untuk memulai ikut menanam juga, memperbanyak pohon. Di pegunugan, kita akan menghirup nafas dalam, dan itu semua atas kebaikan pohon. Pohon  penuh dengan segala kebaikannya. Pohon bisa mengolah CO2 yang merupakan racun bagi tubuh kita menjadi gas yang bermanfaat untuk banyak makhluk hidup, meghasilkan oksigen dan uap air melalui fotosintesis. Semasa kecil, Ibu bercerita bahwa syurga itu berwarna hijau. Maka sebelum melihat hijau di syurga yang mungkin indahnya sangat menawan, kita harus menghijaukan lingkungan sekitar kita. Membuat syurga di lingkungan sekitar dengan menanam pohon yang banyak. Ibu bilang, yakinlah menanam pohon itu merupakan perbuatan yang dicintai Tuhan karena kita ikut memelihara alam ini. Bukan termasuk orang-orang yang merusak alam dengan menebangi pohon atau tidak pernah menanamnya sama sekali.

Sampai saat ini, saya terus menanam pohon. Dalam minggu ini, saya memperoleh manfaat setelah saya menanam pohon beberapa tahun lalu, terutama tanaman buah. Saya baru memanen buah rambutan, durian dan nenas hasil kebun. Pohon bisa menjadi kebaikan untuk siapapun. Dengan menghasilkan buah, kita juga bisa berbagi rezeki dengan tetangga dan siapa saja yang ingin kita beri. Seminggu yang lalu ada sepasang suami istri yang mampir ke rumah saya, saya tidak kenal mereka sama sekali. Mereka ingin meminta tanaman kecubung untuk obat mereka. Sepasang suami istri itu mengalami sakit dan dokter menyarankan untuk minum rebusan daun kecubung itu. Saya pun memberikan daun kecubungnya. Saya juga menyarankan agar Ibu dan Bapak tersebut menanam. Saya memberikan bibitnya. Menanam pohon juga bisa menjadi estafet kebaikan. Itulah yang saya rasakan saat ini.

Untuk melihat sebatang pohon durian yang berbuah. Saya membutuhkan waktu lebih kurang lima tahun. Menanam memang harus butuh kesabaran. Kalaupun pohon yang kita tanam belum berbuah setidaknya daunnya juga akan menghasilkan oksigen dan uap air. Tahun lalu, pertama sekali berbuah, durian hanya menghasilkan lima buah saja. Walau hanya lima buah, saya sempat membaginya dengan tetangga. Namun, tahun ini. Di bulan November, durian saya menghasilan  sekitar lima puluh lima buah durian dan itu sangat disyukuri. Saya sangat senang sekali dan saya membagikannya ke tetangga-tetangga dan teman-teman. Begitulah pohon, selalu memberikan kebaikan untuk kita semua. Kita harus banyak belajar dari pohon.

Rumah saya tidak ada ACnya, akan tetapi rumah saya begitu sejuk. Itu semua, karena keberadaan pohon di sekitar rumah saya yang banyak. Pohon-pohon itu membuat rindang dan menjadi AC alami untuk kami sekeluarga. Karena banyak menghasilkan udara yang segar jadi sekitar rumah kami juga terasa sejuk. Tinggal di kota Medan yang lumayan panas, tidak akan terasa panas jika banyak pepohonan di sekitar rumah kita, itulah yang saya rasakan selama ini. Dengan tidak menggunakan AC kita juga sudah menghemat energi, tanpa kita sadari. Teman-teman saya pun jika datang ke rumah akan betah karena melihat pepohonan yang hijau dan asri. Berbagai macam kelopak bunga yang warna-warni menambah keteduhan. Terkadang ada burung-burung yang berkicau di atas pohon. Ayah kadang membuat saung, tempat duduk atau  kalau di Medan disebut  amben . Biasanya amben terbuat dari bambu. Kami juga menanam bambu di belakang rumah. Senang rasanya duduk di bawah pohon yang rindang di tengah taman di halaman depan rumah.

Setelah wisuda, saya sekarang bergiat menjadi salah satu guru di SD swasta di kota Medan. Mata pelajaran yang saya ajarkan adalah IPA. Mengajarkan pengetahuan tentang alam merupakan tantangan tersendiri. Mengajarkan, bukan hanya sekedar teori tetapi juga mempraktekkan di rumah semampu kita. Ketika saya sudah mendapatkan kebaikan dari pohon, saya juga selalu berbagi dengan krucils saya. Anak-anak didik saya, saya sering menjelaskan kepada mereka manfaat hutan, air yang bersih, udara yang bersih dan lingkungan yang sehat untuk ditempati. Hal kecil saat ini yang bisa saya lakukan adalah terus membimbing anak-anak untuk semangat menanam pohon dan sebagian dari mereka juga sudah melakukannya. Sangat senang sekali jika ada seorang murid yang menghampiri saya dan hanya ingin mengatakan “Miss, saya sudah menanam pohon dan bunga di rumah. Bibitnya saya beli di tukang bunga.” Saya selalu bilang kepada murid saya, hutan itu adalah paru-paru dunia. Pohon akan menghasilkan oksigen dan uap air untuk kita bernafas. Pohon sungguh berarti dalam kehidupan ini. Jika tak ada pohon maka ketersediaan oksigen juga terbatas. Saya selalu menjelaskan bahwa jika menebang pohon tanpa menanamnya kembali maka lambat laun ekosistem kita terganggu dan keseimbangan ekosistem tidak akan ada lagi. Saya juga memperlihatkan kepada mruid-murid saya beberapa fakta, video-video tentang kerusakan hutan. Kerusakan hutan banyak sekali dampak negatifnya. Keseimbangan ekosistem akan rusak. Rumah mereka hilang, dirusak oleh tangan-tangan manusia. Saya juga menceritakan kepada mereka bagaimana jika rumah kita dirusak? Pastinya kita tidak akan punya tempat tinggal lagi, bertahan hidup dan berteduh. Lama-lama bisa meninggal, Itulah yang terjadi pada makhluk hidup yang ada di hutan, pepohonan. Jika pohonnya rusak, mereka akan kehilangan tempat tinggal. Padahal mereka punya banyak manfaat bagi keseimbangan alam, ekosistem. Oleh karena itu marilah kita bersama-sama menjaga keseimbangan alam ini, dengan cara tanpa merusaknya dan kalau bisa melestarikannya dengan cara menanam pohon banyak-banyak dan merawatnya sampai tumbuh besar dan subur, ini salah satu cara.

Saya bekerja di sekolah yang ketua yayasannya besar dan tumbuh di dunia perkebunan. Ia sangat mendukung setiap kegiatan guru dan siswa dalam menjaga lingkungan ini. Di sekolah ini juga, saya berkenalan dengan dunia vegetarian. Ketua yayasan kami umurnya sudah hampir 80 tahun tapi ia masih sehat dan segar. Beliau banyak mengutarakan akan manfaat yang ia peroleh setelah menjadi vegetarian.  Dari diskusi dengan beliau dan seminar-seminar yang dibuat beliau untuk para guru. Saya semakin memahami bahwa vegetarian sangat erat kaitannya dengan menghemat energy, mencegah global warming.

Vegetarian adalah sebutan  bagi orang yang hanya makan tumbuh-tumbuhan dan tidak mengkonsumsi  makanan yang berasal dari makhluk hidup seperti daging, unggas, ikan atau hasil olahannya. Istilah vegetarian sendiri diciptakan pada tahun 1847. Pertama kali digunakan secara formal pada tanggal 30 September tahun itu oleh Joseph Brotherton dan lain-lain, di Northwood Villa, Kent, Inggris. Saat itu adalah pertemuan pengukuhan dari Vegetarian Society Inggris.

Kata vegetarian berasal dari Bahasa Latin vegetus, yang berarti keseluruhan, sehat, segar, hidup. Sebelum tahun 1847, mereka yang tidak makan daging secara umum dikenal sebagai Pytogorean atau mengikuti system Pythagorean sesuai dengan Pythagoras vegetarian dari Yunani kuno

Defenisi asli dari vegetarian adalah dengan atau tanpa telur atau produk dairy dan definisi ini masih digunakan oleh Vegetarian Society hingga sekarang. Pernah yayasan perguruan kami membuat seminar tentang bahayanya global warming, mereka mendatangkan seorang Profesor yang bekerja di NASA asal Thailand yang meraih nobel karena penemuan mutakhirnya. Professor tersebut juga seorang vegetarian. Dengan banyak mengkonsumsi sayuran berarti kita mengurang emisi, artinya semakin memperkecil global warming. Kata beliau. Kenapa bisa begitu?

Global warming disebut-sebut sebagai ancaman terbesar bagi kelangsungan hidup manusia. Banyak orang telah berkumpul dan mencoba untuk mencari cara meminimalisir dampak atau adanya global warming dengan berpartisipasi dalam melakukan gerakan efisiensi energi. Namun ilmu pengetahuan, telah banyak menunjukan bahwa melakukan diet vegetarian atau vegan adalah salah satu cara terampuh untuk melawan global warming.

Berikut merupakan beberapa alasan mengapa melakukan vegetarian dapat membantu mencegah dan meminimalisir dampak global warming :

1. Peternakan sapi merupakan penghasil gas methane terbesar.

Gas metana (CH4) merupakan salah satu gas penyumbang global warming terbesar disamping CO2. Bahkan nilai potensi gas rumah kaca (Global Warming Potential) dari metana dinalisir 21 kali lebih kuat dibanding CO2. FAO (Food Agricultural Organization) memperkirakan bahwa produksi daging menyumbang hampir 51% emisi gas rumah kaca global. Hal ini dihasilkan selama produksi dan pemeliharaan hewan ternak, khususnya sapi yang menghasilkan metana terutama dari kotoran yang dihasilkan. FAO memperkirakan bahwa akan terjadi peningkatan konsumsi daging sebanyak dua kali lipat pada pertengahan abad 21. Hal ini tentu saja akan meningkatkan kebutuhan akan adanya peternakan hewan yang keberadaannya menjadi penyumbang besar bagi gas metana

2. Deforestasi

Peternakan hewan dalam kegiatan pertanian menyumbang lebih dari 80% dari deforestasi tahunan dunia, sebagian besar oleh sapi dan ayam. Kurang lebih satu hektar hutan dibuka untuk dijadikan ladang gandum dan jagung, dimana 70% penggunaannya digunakan untuk konsumsi hewan. Hal ini tidak hanya mengakibatkan deforestasi, melainkan turut membawa ancaman terhadap keanekaragaman hayati dan memicu kerapuhan tanah yang menyebabkan erosi baik di tanah maupun penggurunan yang memicu masalah yang lebih seperti banjir dan tanah longsor.

3. Kebutuhan akan air tawar yang semakin tinggi

Ada beragam perhitungan mengenai seberapa banyak air yang diperlukan untuk memelihara hewan ternak. Namun sebuah penelitian memperkirakan bahwa setidaknya dibutuhkan tiga kali lipat air untuk memberi makan hewan dibanding untuk memproduksi sekilo kentang. Sebagai contoh, dibutuhkan 60, 108, 168, dan 229 pon air masing-masing untuk memproduksi satu pon kentang, gandum, jagung dan beras masing-masing. Sedangkan satu pon daging sapi dibutuhkan sekitar 9.000 liter atau kurang lebih 20.000 lbs air. Pertanian yang menggunakan 70% air yang tersedia bagi manusia, sudah merupakan kompetitor tersendiri bagi langsung kota-kota dengan kebutuhan air yang juga cukup besar.

4. Meracuni Bumi

Seekor sapi dalam pertanian mampu menghasilkan lebih dari 40 kg pupuk kandang dan urin untuk setiap kilogram daging sapi yang dapat dimakan. Sebagian besar kotoran dan urin disalurkan ke pipa air limbah yang memuat sebanyak 40 gallon pada setiap pipa. Septik tank ini sering pecah, bocor dan bahkan mengalami kelebihan muatan sehingga mencemari persediaan air bawah tanah dan sungai dengan nitrogen, fosfor dan nitrat.

Berkomitmen untuk mengurangi konsumsi daging tidak hanya mampu mereduksi global warming, melainkan dapat membawa lebih banyak dampak positif bagi kehidupan manusia, terutama menyangkut peningkatan kesehatan bagi tubuh manusia. Hal ini diungkapkan dalam dalam pertemuan para ahli nutrisi FAO/WHO pada bulan September 1998 yang menyebutkan:
“Households should select predominantly plant-based diets rich in a variety of vegetables and fruits, pulses or legumes, and minimally processed starchy staple foods. The evidence that such diets will prevent or delay a significant proportion of non-communicable chronic diseases is consistent. A predominantly plant-based diet has a low energy density, and may protect against obesity.”

Info lebih lanjut mengenai Vegetarian dan Global Warming dapat dilihat dalam laporan Earth Save International (August 2005) yang berjudul “A New Global Warming Strategy: How Environmentalists are Overlooking Vegetarianism as the Most Effective Tool against Climate Change in Our Lifetimes” yang mengungkapkan bahwa “The best way to reduce global warming in our lifetimes is to reduce or eliminate our consumption of animal products. Simply by going vegetarian (or, strictly speaking, vegan) we can eliminate one of the major sources of emissions of methane, the greenhouse gas responsible for almost half of the global warming impacting the planet today.”

Dalam seminar yang saya ikuti di sekolah juga dipaparkan bahwa vegetarian ini memang mengundang banyak kontroversi dari berbagai lapisan masyarakat di seluruh dunia. Hal ini lebih dikarenakan kehidupan mayoritas manusia sudah tidak dapat dipisahkan dari kebiasaan untuk mengkonsumsi daging. Namun bagi saya, poin utama dari seluruh penelitian mengenai hubungan antara global warming dan menjadi vegetarian adalah bukan pada berhenti mengkonsumsi produk hewani, melainkan menunjukan kepedulian kita terhadap kelangsungan bumi kita dengan mengubah konsumsi harian kita menjadi lebih bersahabat dengan lingkungan. Tentu saja, lingkungan yang lestari akan memperpanjang umur bumi kita. Dan mungkin dengan mengurangi konsumsi hewani ini anda akan dapat mengkonsumsi produk hewani dengan jangka waktu yang lebih panjang dan lingkungan yang lebih sehat.

Tuhan juga sudah menciptakan sempurna ciptaannya. Manusia adalah makhluk yang mempunyai usus yang lumayan panjang dari ukurannya tubuhnya dibandingkan dengan hewan pemakan daging. Usus yang panjang membuat manusia lebih bagus banyak mengkonsumsi sayur ketimbang daging. Sayuran akan dicerna dengan baik dan mudah di dalam usus. Berbeda ketika usus harus mencerna daging. Kita juga bisa membuat percobaan sederhana. Coba anda letakkan sepotong daging  segar dengan seikat sayuran segar di udara terbuka dengan waktu yang sama. Kita akan memperhatikan mana yang lebih cepat busuk?

Dengan banyak mengkonsumsi sayuran kita bisa menghemat energy. Itulah yang saya lakukan bersama rekan guru lainnya di sekolah. Di sekolah, kokinya memasakkan kami makanan yang seluruh bahannya terbuat dari tumbuhan. Ketika saya mengajar di sekolah ini saya mengurangi  konsumsi daging saya. Saya lebih banyak mengkonsumsi sayur. Dan saya merasakan langsung, hidup saya lebih sehat daripada seblumnya. Saya juga tahu, bahwa rendang tak hanya terbuat dari daging sapi saja. Di sekolah ini juga, saya mengenal rendang yang berasal dari daging palsu tapi rasanya tetap seperti daging. Udang, ayam semuanya paslu. Koki sangat pintar sekali memasak. Banyak dari kalangan yang berbeda sudah memulai menjadi seorang vegetarian. Dari direktur, penulis, artis, ahli kesehatan, negarawan, politikus, aktivis, tokoh olahraga, ilmuan dan banya lagi orang-orang terkenal, yang expert di bidangnya masing-masing banyak menjadi vegetarian. Pamela Anderson salah satunya mengatakan, bahwa bervegetarian membantunya agar tetap langsing dan sehat serta member energi untuk merawat anak-anak, bekerja dan traveling. Selain Pamela masih banyak artis-artis yang bervegetarian seperti Bill Gates, Andi Lau, keluarga Kak Seto dan lain-lain. Andai saja setiap orang mau mengurangi konsumsi dagingnya setiap hari maka emisi dari kotoran hewan juga semakin berkurang. Anda mau juga bervegetarian juga? Ayo sekarang kita mulai walau awalnya belum bisa meninggalkan daging seutuhnya setidaknya kita bisa mengurangi konsumsi daging. Kita harus lebih banyak mengkonsumsi sayuran dan buah. Nah, jadi sangat banyak cara untuk ikut serta menjaga lingkungan kita, bumi kita, rumah kita.

Selain menanam, saya juga senang, mengolah sampah dan mendaur ulang sampah-sampah yang tidak bisa digunakan lagi agar lebih bermanfaat. Saya megolah sampah agar bisa dijadikan pupuk. Sampah-sampah  organik biasanya saya kumpulkan jadi satu di sebuah lubang dan dibiarkan terfermentasi dan menjadi pupuk alami bagi tanaman-tanaman saya. Untuk barang-barang seperti botol bekas, kotak bekas, lampu bekas biasanya saya gunakan untuk membuat media pot bagi tanaman saya. Hakikatnya, None was created for waste, tidak ada yang diciptakan Tuhan secara sia-sia di dunia ini. Terkadang apa yang kita anggap sampah, tidak berguna lagi ternyata kita bisa mengkreasikan untuk membuat sampah tersebut bermanfaat kembali. Dua hari yang lalu, saya membuat kotak perhiasan, kotak kosmetik dari kardus bekas. Membuat bingkai dari koran bekas.

Tidak hanya sampah yang bisa diolah akan tetapi kita juga bisa mengolah hasil kebun kita. Alangkah senangnya bisa membuat rujak dari hasil kebun sendiri, membuat jus, manisan, asinan dan obat dari apotek hidup yang ada di pekarangan rumah.

Saya menanam, bagaimana dengan anda?

Berikut ini ada beberapa foto saya selama berinteraksi dengan alam dan sebagian foto tanaman saya di rumah dan kebun kami :

 Saya sering mengadakan perjalanan melihat alam ini. Saya sangat suka dengan warna hijau dan biru.

                               Saya dan bunga Bougenville sp, orang menyebutnya bunga kertas.

Bersama bunga daun suring. daun suring biasanya dijadikan lalapan. Tanaman ini  tumbuh  subur di pekarangan rumah saya.

Dengan bunga favorit saya, Hibiscus Rosasinensis
Mampu menyerap Nitrogen sehingga membuat paru-paru lega. Namun jangan sekali-sekali menanam bunga ini di dekat ruangan radiografi karena tanaman ini berfungsi meneruskan radiasi sehingga berbahaya bagi orang sekitar.


                                             Menanam Bakau di tepi pantai Percut Sei Tuan.

Saya sangat begitu meyukai tanah, tanah yang hangat. Sarah di atas tanah.

 Pohon durian yang lagi berbuah pada bulan November lalu. Buahnya sekitar 55 buah. Bahagia sekali rasanya melihat ia berbuah lebat :)

 Daun suring. Saya memotretnya ketika saya bersedih dan melihat mereka saya bergembira lagi. Melihat hijau dan warna merah muda bunganya. Sangat menyenangkan.

 Nenas di depan rumah. Cuma 2 buah tetapi buahnya sangat ebsar-besar sekali.

 Rambutan, di belakang rumah ada 6 pohon

 Nangka, kemaren Saya dan Ibu baru memetiknya. Buahnya sangat manis.

 Pohon coklat. Aku dan Ayah menanamnya.

 Bunga cucak rowo (kayak burung ya? :)

 Belimbing depan rumah lagi berbunga.



 Hibiscus Rosasinensis (Bunga kembang sepatu)







Rambutan lagi, ini pohonnya di belakang rumah.

 Bunga tasbih (Canna hibrida). Ada banyak variasi warnanya. Di rumah hanya ada yang warna merah dan kuning.

Kunyit, biasanya Ibu membuatkan jamu untukku ketika aku nyeri haid. Kunyit biasanya ditambah dengan asam jawa dan gula merah untuk melancarkan peredaran darah dan haid

 Sansevieria mampu menyerap 107 jenis racun, termasuk polusi udara, asap rokok, hingga radiasi nuklir sehingga cocok jadi penyegar. Itu daunnya juga bisa membuat kulkas tetap harum. Jadi ga usah beli pengharum untuk kulkas. Karena daunnya bisa menyerap bau-bau tak sedap.

 Mangga yang baru saya tanam. Bibitnya dapet dari teman. Kebetulan mangga di rumahnya berbuah dan ia memberikan buahnya untuk saya. Bijinya tidak saya buang tetapi saya tanam. Alhamdulillaah tumbuh subur. Doain, biar dia tumbuh subur dan menghasilkan buah agar bermanfaat untuk banyak orang dan bijinya nanti bisa menjadi bibit dan meghasilkan pohon lagi.

 Buah kecubung (tanaman obat)

 Bunga terompet berwarna kuning

 Pohon Jambu biji yang masih anakan. Di depan rumah ada satu pohon lagi. Buahnya biasanya dimintai anak-anak. Vitamin C dari buah ini sangat tinggi sekali.

 Orang Medan bilangnya daun sop-sopaan. Daunnya bisa dijadikan tanaman hias dan bisa direbus dan disiram dengan kuah pecel. Daun ini punya aroma yang khas, kalau kita memakannya bisa melancarkan air seni dan air seni kita bisa harum dan tidak berbau pesing. Saya sudah mencobanya, benar. Maha Suci Tuhan yang menciptakan segala tumbuhan yang mempunyai manfaat.

 Palem Kipas, bibitnya saya  perolah dari temen-temen di Fakultas Pertanian USU waktu tebar pesona tahun 2009

 Pepaya kami lagi berbuah. Menanam pepaya sangatlah mudah sekali. Buahnya juga enak untuk dijus, rujak kalau yang masih mentah biasanya Ibu merebusnya dan dimakan dengan sambel terasi. Daunnya bisa dijadikan urap.

 Bunga Melati Jepangku berbunga, senang sekali :)

 Jeruk Kasturiku sudah berbuah. Buahnya dijadikan tambahan sambel atau bis juga dibuat minuman ditambah gula.

Kelengkeng saya masih kecil. Bibitnya baru saya beli pada bulan Oktober yang lalu seharga Rp 30.000. Semoga dia tumbuh subur dan menghasilkan buah yang banyak. *biar saya jualan buah Oops hehe

 Bunga Desember dan Bunga Asoka (Bunga jarum warna merah)


Inilah beberapa foto saya, masih banyak tanaman yang ada di rumah kami. SAYA MENANAM, BAGAIMANA DENGAN ANDA? :)


Terima kasih telah membaca.
MARI MENANAM! MULAI DARI DIRI SENDIRI!

-Sarah-

Note : Semua foto pohon dan tanaman lainnya adalah hasil jepretan saya sendiri. Dengan menggunakan Kamera Yashika EZ F10 Zoom. Belum punya DSLR :). Foto saya jepret sendiri juga keculai foto yang memakai jilbab berwarna biru. Kebetulan itu teman saya yang jepret.




21 komentar:

  1. Wow wow wow! *koprol* panjaaaaaaang boooo!
    Dan sekedar panjang. Isinya benar-benar berisi dan mantap. Tulisan ini terasa benar ditulis dengan hat-hati. jadi enak bacanya. Beda kalau tulisan yang ditulis buru-buru, hasilnya garing *nunjuk saya :D
    Kalau saya jadi juri, ini saya jadikan pemenang deh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wew manteban Ka Eqi lah yang sudah lama malang melintang di dunia kepenulisan. awak apalah hhehe asal mengungkapan apa yang di hati saja. Aamiiin...makasi Ka. Semoga juri berbaik hati menjadikan sarah pemenang. Semua hadiahnya, mau juara berapa pun memang bener-bener lagi Sarah butuhkan hihhihi. *ngarep ya Allaah semoga.

      Hapus
  2. typo,maksudnya 'bukan sekadar panjang' :D

    BalasHapus
  3. rupanya kita berasal dari background yang sama.. dari sebuah keluarga petani.. saya juga suka menanam, apalagi akhir2 ini.. eh.. bagaimana cara pembibitan bunga Bougenville sp dan asoka.. ? beberapa kali saya coba dengan stek, namun gagal terus.. -_-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Paling mudah nanem Bougenville dan asoka, cuman di stek aja. Biasanya, batangnya yang sudah cukup tua dipotong meruncing ujungnya setelah itu ditancapkan ke tanah. Kalau bisa tanahnya, tanah humus yang berwarna hitam. Jangan diletakkan di bawah sinar matahari secara langsung. Biasanya setelah distek dipolibag. Polibagnya letakan di bawah pohon yang agak rindang. Jangan lupa nanemnya baca Bismillaah, biasanya Sarah doain gini "Wahai taneman tumbuh subur ya!" *ngobrol sama tumbuhan hehhe

      Hapus
  4. Saya baru belajar. Belajar nge-blog iya. Belajar menulis juga iya. Terbaru belajar bisnis di bidang yang sama sekali masih sedikit asing: pertanian.
    Setuju sama kak Fardelyn Hacky, pastilah ini tulisan dibuatnya "pelan-pelan saja" ataupun "mengalir dari hati" jadi enak dibacanya. Foto-fotonya juga bagus, jadi saya nambah lagi bisa belajar fotografi di sini. (Hehehe...)
    Di rumah Makcik saya juga jadi taman adenium dan pemiliknya suka sekali sama kegiatan menanam. Yang saya rasakan keberkahan itu memang begitu mengalir dari mereka. Di sana komplek pertanian, di mana banyak tumbuhan dan tertata rapi di kiri-kanan jalan. Asri...
    Suntuk? Saya bisa menghabiskan setengah hari di sana melihat kolam ikan mini plus koleksi taman bunga hias mereka. Dengan tetangga pun terasa harmoninya. Bila ada hajatan, tak jarang terdengar komentar dari para tamu termasuk ibu-ibu pejabat bahwa enak ya suasana di situ, enak ya bisa tinggal di situ.
    Belum lama ini, ada 1,5 tahun atau lebih, kami dihadiahi pohon asam jawa, beimbing buah, dan jeruk bali paya atau jeruk bali pepaya alias jeruk bali mini oleh keluarga Makcik kami. Alhamdul
    Pohon, memang jendela untuk melongok isi surga sebelum kita, diizinkan ke sana,, aamiiin...
    Ngobrol sama tumbuhan?
    Asyik, udah lama nggak mencobanya.
    Semoga setelah membaca tulisan ini halaman belakang rumah saya bisa penuh...
    Aamiin lagi... ^^
    Nggak pandai mengkritik nih, Kak. Bagian yang lain aja. Hanya beberapa kata aja yang over type... Sukses ya buat kebun Sarah Garden. Atau apa nih nama kebunnya, asal jangan Meteor Garden (kali aja udah ada hak patennya, hihi)

    BalasHapus
  5. Oh iya, senang membaca dan menikmati tulisan ini, karenanya saya senang bisa belajar banyak. Terima kasih telah berbagi... ^^

    BalasHapus
  6. Salam, Azhar Ilyas...

    BalasHapus
  7. subhanallah kakaaa... tulisannya lengkap sekaliii. dan fotonya bagus2 bangeett.. love it! :)

    BalasHapus
  8. Kakak....
    Great... :D
    Tulisannya full service, komplit.
    Hanya saja ada sedikit tata bahasa yng perlu diperbaiki.
    cth kata "Masilah" << heheh nampak kali medannya. Secara bahasa penulisannya salah.
    Gpp ya kak, lulu komen EYDnya ^^
    Isinya udah Topp bin puanjaaanggg benerrrrr :D

    Semangat kakak :)
    Hayuuk mampir ke Blog lu ^^

    BalasHapus
  9. Cik ada tak menamam pokok kecubung yang berwarna merah?... "kecubung merah"

    BalasHapus
  10. Cik ada tak menamam pokok kecubung yang berwarna merah?... "kecubung merah"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dahulu pernah ada buah, daun, dan batangnya berwarna kemerah-merahan namun seakrang tak ada lagi tinggal yang ini. Kenapa pak cik dengan kecubung merah? Apa khasiatnya?

      Hapus
  11. Kembangkan terus bakat dan hobimu Sarah, saya dukung. Salam dari Syekhfani Harun

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Pak. Terima kasih Pak. Salam kenal kembali.

      Hapus
  12. aq mau bunga cucak rowonya donk, mohon di info dimana yang jual yah,please

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau di Medan belinya di toko bunga mbak :). Mbak makasi yah sudah mampir.

      Hapus
  13. Keren-keren gambarnya... kalau di medan aku senang lihat danau toba

    BalasHapus
  14. Selamat Mbak, inspiring good job :)
    Mari menanam lebih banyak pohon, Sekarang semakin menarik karena ada program revolusioner, "MENANAM POHON SEKALIGUS MENDAPATKAN MANFAAT EKONOMOMI DALAM PENANAMAN DAN KAMPANYENYA"


    Cari Tahu caranya di : http://www.greenwarriorindonesia.com

    BalasHapus