Menghalau Galau lewat Social Media.
Social media adalah
media online yang mendukung interaksi sosial. Social media menggunakan
teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif.
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan social media sebagai
kelompok aplikasi berbasis Internet yang dibangun di atas fondasi ideologis dan
teknologis Web 2.0. Social media merupakan media
di mana user dapat membuat konten dan aplikasi serta memungkinkan user tersebut
untuk berinteraksi dan bertukar wawasan dengan user lain. Ada beberapa daftar
dari social media antara lain online forum seperti digitalspoint, blog seperti
blogger, social networking seperti facebook, twitter dan lain-lain, social book
marking seperti digg, video sharing seperti youtube, photo sharing seperti
flickr, streaming site seperti ustream, user reviews seperti amazon,
crowdsourcing seperti Wikipedia, contens aggregators seperti frienfeed dan
banyak lagi jenis social media yang ada.
Saya sendiri
sangat berterimakasih dengan adanya social media ini. Banyak hal yang saya
dapatkan dari social media. Bahkan sampai sekarang, saya masih belajar
bagaimana menggunakan social media dengan baik. Saat ini, social media yang
paling sering saya gunakan adalah facebook, ngeblog, crowdsourcing dan youtube.
Saya mengenal facebook dari televise, a awal November tahun 2008. Waktu itu,
ada acara mamamia yang disiarkan di salah satu TV swasta. Acara tersebut
dipandu oleh Ivan Gunawan. Setiap akhir acara mereka selalu saja menginformasikan
kepada pemirsa agar mencantumkan kritik, saran dan komentar terhadap acara ini
melalui facebook. Awalnya saya tidak
mengerti apa itu facebook. Saya mencari informasi sendiri tentang facebook.
Saya hanya mengartikan bahwa face yang berarti wajah dan book adalah buku dalam
bahasa Inggris membuat kesimpulan sendiri bahwa facebook adalah buku wajah.
Pada
tahun 2008. Saya masih kuliah di Universitas Sumatera Utara. Waktu itu, saya masih semester tujuh. Sebagai
mahasiswa tingkat akhir galaupun meghampiri. Semester tujuh adalah semester
dimana saya harus mempersiapkan tugas
akhir. Teman-teman saya yang satu angkatan hampir keseluruhan sudah memiliki
judul penelitian yang akan dijadikan bahan untuk skripsi. Sedangkan saya
sendiri belum bisa menemukan judul skripsi.
Saya
bergabung dengan facebook pada tanggal 21 Desember 2008. Learning by doing, itulah yang saya lakukan untuk lebih mengenal
facebook. Banyak sekali manfaat yang saya dapatkan dari kalimat-kalimat
postingan di facebook. Saya memperoleh nasehat, saran dan terkadang lelucon
dari teman-teman di facebook. Pada awal tahun 2009. Daftar teman saya semakin
bertambah. Tidak hanya di Indonesia. Saya mempunyai teman dari berbagai Negara
dari benua Australia, Eropa, Amerika, Afrika dan penjuru benua Asia. Facebook
adalah social media pertama bagi saya untuk lebih mengenal jenis-jenis social
media lainnya. Facebook memfasilitasi user untuk berbagi informasi secara luas.
Facebook
sangat membantu saya dalam proses penyelesaian skripsi. Saya sangat gelisah karena judul skripsi tak kunjung
menyapa. Akhirnya keluhan itu saya bagikan melalui postingan status di
facebook. Saya sangat senang karena teman-teman saya banyak menanggapi
postingan saya. Ada yang berusaha menasehati dan meyakinkan saya semuanya itu
akan berjalan mudah jika saya yakin saya bisa. Akhirnya , pada tanggal 22
Januari 2009. Saya pun memperoleh beasiswa penelitian dari Tropical Rain Forest dari Taiwan. Penelitian pun tidak semulus yang
diduga. Penelitian berjalan selama sebelas bulan. Waktu yang lama untuk mencari
hasil dari sebuah penelitian. Namun, penelitian saya akhirnya selesai juga pada
tanggal 22 Desember dan resmi menjadi seorang sarjana sains.
Facebook
sendiri sangat berarti untuk saya. Dari seminar proposal, seminar hasil sampai
sidang hijau. Banyak hal yang saya rasakan. Dari rasa sedih, senang , kecewa
karena penelitian yang harus diulang , selalu saja saya bagikan di sebuah
postingan status di Facebook. Saya selalu mendapatkan nasehat-nasehat,
pencerahan yang berharga dari teman-teman di facebook. Bahkan ada seorang Kakak
yang berasal dari Sulawesi dan kuliah di Australia selalu saja memberikan
semangat kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini sampai selesai. Saya tidak
akan mendapatkan nasehat itu jika saya tidak menggunakan social media. Bahkan
sebelum sidang akhir yakni sidang meja hijau.
Ia memberikan sebuah kata yang sampai sekarang tidak akan pernah saya lupakan
dan selalu melekat di pikiran saya . Ia
mengatakan bahwa "Kebenaran dan kejujuran
jauh lebih berharga daripada titel dan selembar kertas ijazah. Gebraklah 'meja'
lalu tundukkan rasa takut!! Selamat seminar, semoga sukses”. Kalimat ini adalah satu kalimat yang saya
temukan di social media yang mampu memberikan kekuatan kepada saya untuk melakukan yang terbaik dalam
menyelesaiakn skripsi. Seminar yang harus dilakukan dengan Bahasa Inggris dan
harus diliput di Televisi Taiwan, saya lalui dengan baik dan lancar. Saya
benar-benar menggebrak meja dan memperoleh nilai A di setiap seminar.
Selain
menggunakan facebook. Saya juga menggunakan youtube untuk bersocial media.
Profesi saya yang menjadi seorang guru, youtube sangat berperan penting sebagai
media ajar bagi murid-murid saya. Dan tentu saja selain youtube crowdsourcing
seperti wikipedia juga menjadi situs favorit
saya. Sekarang, saya juga baru belajar menjadi blogger. Karena dengan blogger
saya juga sudah bisa menghasilkan uang.
Dengan
berprinsip, walaupun hanya social media. Akan tetapi kita harus tetap menjaga
kesopan santunan di social media ini. Saya niatkan bersocial media untuk
mencari dan berbagi kebaikan. Mari kita manfaatkan social media dengan
sebaik-baiknya. Karena hakikatnya “Sharing
is caring”.
weih, luar biasa nasehat Kakak itu ya kak..
BalasHapusSalam bat beliau kak :)
setuju dengan kakak :)
Iya dek, sekarang beliau di Australia masih. Nasehatnya luar biasa selalu. Doain bisa nyusul ke Australia juga hhhahaa
Hapus