Pertama kali belajar bikin ketupat itu pas duduk di atas gubuk yang ada di tengah-tengah sawah, padinya lagi hijau masih belum keluar bijinya. Ditemani pipit dan angin sepoi ketika sore, kurangkaikan bolak-balik janur-janur pohon kelapa. Ya, ampun kenapa pulak tetiba aku rindu momen itu dan indah sekali rasanya
Berlari-lari dengan lumpur sambil menangkap belut. Atau memancing ikan gabus di hilir muara. Ketika itu, aku dan dia membuat umpan dari cacing.
Biasanya saban sore, kami mengambil lumpur yang sudah setengah keras dan membentuknya menjadi beraneka ragam peralatan alat masak. Dari piring, gelas, teko, mangkuk dan lain-lain. Ibarat pengrajin kelas satu, kami dengan seksama membentuk lumpur bak tanah liat itu. Selesai, lalupun kami jemur di atas atap gubuk terbuat dari rumbia. Keesokannya, kami main masak-masakan seolah kami chef hotel-hotel terkenal yang di tivi dan majalah Tante.
Kau harus tahu betapa hangatnya tanah dan lumpur itu. Seusiamu begini, kau hanya kenal keramik, marmer yang dingin itu! Cobalah sesekali rasakan tanah yang hangat.
Berlari-lari dengan lumpur sambil menangkap belut. Atau memancing ikan gabus di hilir muara. Ketika itu, aku dan dia membuat umpan dari cacing.
Biasanya saban sore, kami mengambil lumpur yang sudah setengah keras dan membentuknya menjadi beraneka ragam peralatan alat masak. Dari piring, gelas, teko, mangkuk dan lain-lain. Ibarat pengrajin kelas satu, kami dengan seksama membentuk lumpur bak tanah liat itu. Selesai, lalupun kami jemur di atas atap gubuk terbuat dari rumbia. Keesokannya, kami main masak-masakan seolah kami chef hotel-hotel terkenal yang di tivi dan majalah Tante.
Kau harus tahu betapa hangatnya tanah dan lumpur itu. Seusiamu begini, kau hanya kenal keramik, marmer yang dingin itu! Cobalah sesekali rasakan tanah yang hangat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar